AHOK (Bagian 1)

Kalau Ahok ganti agama, kira-kira lo yang beragama islam bakal milih Ahok ga?

Itu adalah pertanyaan yang dilontarkan temen gw beberapa hari yang lalu.

Dengan tegas gw jawab, ya enggak lah, emang lo pikir gw ga suka Ahok gara-gara dia non-muslim? engga kali, gw dan mungkin sebagian besar warga jakarta ini ga suka Ahok karena sifatnya yang kayak preman, kasar, dan semena-mena. Kalau sekarang dia tiba-tiba ganti agama, yaa gw ga akan tiba-tiba mau milih dia juga. Media aja yang mengembor-gemborkan orang benci Ahok karena dia non-muslim.

Coba deh, perhatikan berita terkait Ahok belakangan ini, yang pasti ga jauh dari pemberitaan dan diskusi bahwa umat islam sebaiknya tidak memilih Ahok jadi pemimpin Jakarta karena dia bukan orang muslim. Ga ada kan pemberitaan tentang: sebaiknya tidak memilih Ahok karena dia berkelakuan seperti preman, kebiasaannya menghardik hardik orang. Media fokus ke isu agamanya, kalau mau fokus ya ke sifat nya aja sekalian, seanggaknya lebih make sense.

Media membentuk opini di masyarakat bahwa orang yang ga memilih Ahok itu kolot, masa karena beda agama ga milih. Nah coba dibandingkan dengan orang yang ga milih Ahok itu adalah orang yang berpendidikan, masa orang yang berpendidikan mau dipimpin dengan orang tukang gusur ga berkeperimanusiaan yang omongannya kasar.

Media membentuk opini bahwa orang yang ga milih Ahok karena agama adalah orang-orang yang berpikiran kerdil. Media yang bawa bawa agama lah yang pikirannya kerdil.

Seharusnya media berfungsi untuk mencerdasakan masyarakat, bukan membodohi masyarakat.

1 Jam Yang Menyesakkan

Setiap orang pasti pernah merasa kehilangan. Baik itu kehilangan pulpen, hp, dompet – kehilangan sahabat, teman, orang yang disayangi, saingan, musuh – bahkan kehilangan harapan.

Seperti halnya manusia biasa, gw pun pernah kehilangan. Ada satu kehilangan yang bener-benar berkesan buat gw dan mungkin akan selalu gw ingat seumur hidup. Kehilangan yang hanya gw rasakan 1 jam, tapi sungguh menyiksa sekali waktu 1 jam itu. 

Hal ini terjadi pada saat gw diantar mama dan papa ke bandara. Sesampainya di bandara, gw dan mama turun terlebih dahulu dan papa memparkir mobil. Gw dan mama duduk duduk di kursi bandara sambil menunggu papa. Sampai dengan waktu gw harus checkin, si papa belum kelihatan. Gw deg deg an. Gw mencoba menelpon papa, ternyata hpnya tidak aktif. Gw dan mama mencari papa di sekitar bandara, ga keliatan. Gw mencari mobil di parkiran berfikir si papa ketiduran dalam mobil, ternyata di mobil ga ada siapa siapa. Mama pergi ke informasi bandara manggil papa pakai pengumuman 2x, papa tetap ga muncul-muncul.

Gw sudah berfikir kemana mana. Apakah papa gw pingsan di bandara, entah kena hipnotis orang, entah dicelakai orang.. Sungguh gw sangat mencemaskan hal itu semua. Gw bertanya ke pak satpam dengan menyebutkan ciri ciri papa, pak satpam bilang dari tadi tidak ada orang yang pingsan dan di bandara tidak pernah ada kasus hipnotis. 1 jam yang gw dan mama habiskan untuk mencari tahu keberadaan papa sungguh menyiksa. Gw pengen nangis, tapi gw tahan, ga mau mama ikutan nangis juga.

Ketika gw dan mama memutuskan kembali mencari papa, tiba tiba si papa muncul tiba tiba. Gw keluarkan emosi gw sekeluar keluarnya, gw marah marah ke papa sambil nangis – marah kenapa hpnya ga aktif, kenapa dia ga dengar pengumuman bandara.


…….

Diruang tunggu bandara, gw merefleksikan kehilangan yang tadi gw rasakan. Pada titik tersebut, gw sama sekali belum siap kehilangan kedua orang tua gw. Sesayang sayang apapun gw pada sebuah benda maupun orang lain, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa sayang gw kepada kedua orang tua gw. Gw sudah berkali kali kehilangan barang dan orang, tapi tidak ada rasa kehilangan tersebut yang mengalahkan rasa kehilangan papa yang gw rasakan hari itu.

Vaksin Hepatitis : Kali Kedua

Setelah tanggal 15 Juni lalu gw disuntik vaksin hepatitis B (Kali pertama divaksin hepatitis Btepat 30 hari setelahnya gw menjalani suntikan vaksin kali kedua, yaitu tanggal 15 Juli kemaren.

Maraknya pemberitaan vaksin palsu di media membuat gw sedikit meragukan vaksin yang ada di apotek kantor. Tapi masak sih apoteknya beli vaksin dari tempat ga terpercaya, kan bisa kena audit dan diputus kerjasamanya oleh YKK BI. berisiko. Ga mungkin.

Dan inilah foto vaksin gw kemaren. Engerix-B. vaksin terpercaya. Lega.

    

Jarak antara vaksin yang pertama dengan yang kedua adalah 1 bulan, sedangkan antara vaksi kedua dengan ketiga nanti 5 bulan. Which is gw divaksin terakhir nanti di tanggal 15 Desember.

SEKILAS TENTANG HEPATITIS B

Hepatitis B merupakan sejenis penyakit yang dapat menyebabkan peradangan hati, dan pada sebagian kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati/kanker hati. Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi sehingga membuat tubuh kebal terhadap virus. Namun, walaupun sudah dilakukan  vaksin, sama sekali tidak menghindari dari risiko terinfeksi dari virus, karena perlindungan yang diberikan vaksin hanya 90%.

Sebagai informasi, virus Hepatitis B 100 kali lebih ganas dan 10 kali lebih sering (banyak) menularkan dibandingkan virus HIV AIDS.

Gejala penyakit Hepatitis B ringan dapat berupa:

  1. Hilangnya selera makan
  2. Rasa tidak enak di perut
  3. Mual sampai muntah
  4. Demam sampai muntah
  5. Nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas
  6. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, tubuh tampak kuning, dan air seni seperti teh.

Jika lo mengalami gejala sebagaimana di atas, lo harus konsultasi dengan dokter terdekat. Jangan abaikan gejala penyakit sedikitpun.

Kedepannya..

Semenjak tersadarkan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik, salah satu concern penting buat gw adalah hal terkait kesehatan. Gw mencoba membuat list singkat hal apa saja yang harus dan akan gw lakukan. Beberapa hal diantaranya mengUSG rahim untuk melihat keadaannya (hasilnya: alhamdulillah tidak ada myom maupun kista), mengUSG abdomen atas-bawah (hasilnya: alhamdulillah tidak ada kelainan pada organ dalam), gw juga berencana ketemu dokter bedah mulut untuk mencabut geraham belakang yang baru tumbuh, akan melakukan vaksin HPV (Human Papilloma Virus) untuk pencegahan kanker serviks, dan yang pasti akan kembali mengikuti zumba di kantor.

~ take care of your body, it’s the only place you have to live in ~

Informasi tentang hepatitis b bersumber dari hasil googling.

      Bag Hanger

      Beberapa hari ini gw menggunakan suatu alat mungil kecil yang sangat bermanfaat, namanya bag hanger. Fungsi utamanya adalah menggantung tas.

          

      Selama di kantor, tas kerja biasanya gw taro di dalam lemari yang ada di bawah meja atau di atas meja. Ga enaknya meletakkan barang di dalam lemari adalah gw harus buka tutup lemari tiap kali gw butuh untuk mengambil berbagai macam isi tas. Mau ambil ipad, buka lemari. Mau ambil dompet, buka lemari. Mau ambil charger, buka lagi. Buka tutup lemari ini membuat gw harus membukuk tiap saat. Kan lemarinya dibawah meja. Capeknya terakumulasi. Belum lagi jika isi lemari gw lagi penuh dengan barang lainnya, akan sulit mengatur letak posisi tas kerja gw.

      Sedangkan apabila gw menaro tas kerja di atas meja, spacenya sudah sangat terbatas. Tanpa adanya tas kerja di atas kerja saja, meja gw sudah dipenuhi dengan komputer, keyboard, mouse, telepon, buku, map, otner, dll. Belum lagi jika kerjaan sedang banyak, semakin menumpuklah barang-barang di atas meja gw.

      Gambar meja kerja gw yang penuh

      Setelah gw menggunakan bag hanger, gw bisa mengoptimalisasikan ruang. Bag hanger bisa gw gantung di meja maupun di kursi. Yang pasti gw ga perlu tiap saat membungkuk untuk mengambil barang di dalam tas dan meja kerja gw ga ikutan dipenuhi oleh tas kerja.

          

      Banyak pilihan bentuk dan jenis bag hanger, bisa digoogling. Yang pasti, ketika ingin membeli, belilah bag hanger yang bahannya kuat supaya tidak patah menahan beban tas.

      Terpujilah orang orang yang menemukan bag hanger ini.

      Curiosity

      Million saw the apple fall, but Newton asked WHY ~ Bernard Baruch

      in bahasa you call it rasa ingin tahu.

      Rasa ingin tahu yang dibahas disini bukan kepo atau penasaran dengan kehidupan orang lain. NO. Sungguh kalau curiosity yang seperti itu hanya akan membuat hidup lo ga berguna dan sia sia. Curiosity yang gw maksud adalah penasaran dengan apa yang terjadi di lingkungan dan di dunia ini. Yang menambah wawasan dan pengalaman lo.

      Curiosity membuat gw memiliki pengetahuan dan pengalaman baru. Salah satu contohnya adalah sekitar 2 tahun yang lalu gw pertama kalinya mendengar istilah airbnb. Katanya airbnb adalah situs yang cukup terkenal dikalangan traveler dalam rangka mencari penginapan yang murah. Pada saat itu gw penasaran, di detik itu juga membuka safari dan membuka situs airbrb. Gw mengeksplore situsnya, melihat harga penawarannya, pilihan penginapannya, dll. Detik itu juga gw memutuskan suatu saat nanti gw harus mencobanya.

      Pada saat itu hanya sedikit orang disekitar gw yang ngeh dengan airbnb ini. Dan gw bisa dengan santai merekomendasikan kepada mereka kalau lo butuh penginapan murah dan bagus tapi lo ga mau bayar semahal hotel, mending lo make airbnb. Gila, gw lansung dianggap punya pengetahuan traveling mumpuni. Selama ini gw dikenal dengan orang yang tau tentang akunting, perekonomian indonesia (as central banker, topik ini kudu wajib tau meskipun hanya secuil), pemberi rekomendasi movie terbaik, gadget holic. Sekarang bertambah meeen, gw dikenal dengan pemberi info traveler yang mumpuni.

      Padahal meen, gw tahu hal itu semua dengan ada rasa curiosity yang sedikit berlebih di diri gw. Ga ada orang yang tiba-tiba dianggap ahli kalau dia ga bener-bener mencari tahu tentang suatu hal. Nah, bagaimana lo mau mencari tahu kalau lo ga punya curiosity itu?? Lo akan jadi gitu-gitu dong. Otak lo cuma diisi dengan hal itu-itu aja. Ampuun deh, lo punya otak tapi ga lo maksimalkan fungsinya.

      Punya otak cerdas sih boleh aja (by the way IQ gw tergolong very superior/extremely high. wink), tapi jauh di atas itu curiosity adalah satu hal yang harus lo punya jika lo ingin memiliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi adalah pengalaman yang banyak. Rasa ingin tahu yang gw maksud bukan sekedar lo hanya pengen tau aja, tapi lebih dari itu. Lo mencoba, merasakan, dan terjun lansung.

      Curiosity itu bisa lo dapatkan pada saat lo menonton televisi, mendengar pembicaraan pada saat makan siang, baca baca buku, lihat papan iklan, atau cara apapun.

      Disuntik Vaksin Hepatitis B

      Ceritanya beberapa bulan yang lalu gw agak kurang enak badan, flu, dan kecapean. mumpung di kantor gw ada klinik dokter yang sangat oke yaudah gw lansung aja ketemu dengan dokter umum.

      Ini penampakan klinik dokter di kantor gw:


      Sumber: https://www.instagram.com/suciraden/

      Setelah berkonsultasi dengan dokter, gw ga kenapa-napa hanya kecapean, tapi dia nawarin gw untuk cek darah apakah dulu gw pernah di suntik vaksin hepatitis B. Katanya, suntik vaksin hepatitis B mulai diwajibkan bagi anak anak yang imunisasi semenjak tahun 1997. Nah karena gw lahirnya sebelum 1997 ada kemungkinan dahulu gw belum pernah di vaksin. 

      Akhirnya pada hari yang sama gw langsung tes darah (laboratorium ada di gedung yang sama dg klinik dokter). Tujuan cek darah ini untuk mengetahui 2 hal, yaitu apakah gw telah memiliki antibodi hepatitis b dan apakah gw telah terlanjur terjangkit virus hepatitis B.

      Beberapa hari kemudian, hasil cek darah gw keluar, dan orang labnya menyuruh gw untuk mengkonsultasikan hasil lab ini dengan dokter. Nah tapi karena gw lagi sibuk dan belum punya waktu kosong, gw menunda ketemu dengan dokter. Gw hanya menfoto hasil tes tersebut dan mengirimkan via whatsapp ke kakak gw yang untungnya juga dokter. 

      Kata kakak, hasil tes darah ini menunjukan 2 hal, yaitu gw belum memiliki antibodi hepatitis B dan gw belum terkena virus hepatitis B. Si kakak menyuruh gw untuk segera di vaksin. Siip

      Hari berganti hari, berganti minggu, berganti bulan. Akhirnya kesempatan itu pun datang. Setelah berbulan bulan menunda ketemu dokter, pada tanggal 15 Juni 2016 akhirnya gw menemui dokter untuk minta di vaksin. Gw membawa hasil lab – dokter melihat hasilnya – dokter menyuruh gw ke ruangan medical check up untuk disuntik dan menyusun jadwal penyuntikan. Ternyata proses vaksin mengvaksin itu ga hanya sekali, akan ada 3 kali suntikan yang akan dilakukan di waktu yang berbeda.

      Diruangan medical check up, perawat menyusun jadwal penyuntikan untuk gw. Karena suntikan pertama gw adalah tanggal 15 juni 2016 maka suntikan selanjutnya adalah 1 bulan lagi which is tanggal 15 Juli 2016. Sedangkan untuk jadwal suntikan ketiga akan disusun setelah suntikan kedua dilakukan. Jika gw tidak mengikuti jadwal ini, maka suntikan pertama ini akan sia-sia dan harus dimulai dari awal lagi.

      Akhirnya selesailah suntikan pertama vaksin hepatitis B gw. 

      Sepulang di vaksin, gw googling tentang penyakit hepatitis B. Ternyata hepatitis B adalah salah satu jenis penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia yang penularannya melalui cairan tubuh. Baik melalui hubungan badan, darah, dan dari ibu ke anak. Walaupun gw tidak akan tau nantinya gw akan terjangkit penyakit ini, setidaknya gw telah melindungi diri gw sebelumnya dengan menggunakan vaksin.

      Sekian. Kok gw baca tulisan ini jadi sesak napas ya.

      Cara Baru Memberi Tip Untuk Bapak Gojek

      Bagi lo sebagai pengguna rutin gojek lo akan menyadari ada menu pemberian tip yang muncul beberapa minggu ini. Dahulu ketika lo mau memberi tip, lo akan ambil uang cash di dompet dan ngasih ke driver gojek. Nah, sekarang lo bisa memberikan tip ke driver bersamaan di saat lo memberi rating di akhir perjalanan.

      Penampakannya adalah sebagai berikut:


      Pilihan tipnya dimulai dari 5.000 sampai dengan 25.000

      Menurut gw, ide dari perusahaan gojek ini sangat oke dan memudahkan. Sebagai seorang konsumen gojek, jika lo mau, lo akan lebih gampang untuk memberikan tip tambahan bagi driver. Ya ga?

      Sedangkan bagi lo yang orangnya ga rela keseringan ngasih tip tapi lo ga enakan kalo ga ngasih, lo akan dimudahkan dengan menu ini. Kenapa? Karena lo ga akan merasa ga enakan lagi ketika turun motor, karena toh seakan akan lo bisa ngasih tip nya nanti pas sekalian ngasih rating. Walaupun ujung ujungnya ketika lo ngasih rating untuk driver nya lo malah ga ngasih tip sama sekali. 

      Hahaha

      click my homepage link 

      Transportasi Online Memperbesar Peluang Penipuan

      Banyak pihak yang dimudahkan semenjak adanya layanan transportasi online seperti uber, gojek, dan grab. Baik dimudahkan dalam menemukan alternatif pilihan transportasi, mendapatkan peluang penghasilan baru, meningkatkan penjualan dealer mobil, bahkan meningkatkan penghasilan calon penipu.

      Hal ini yang gw alami pada pagi hari ini (12 juni 2016). Sebagai seorang pengguna layanan transportasi online, gw bisa dibilang orang yang ga sabaran menunggu. Contohnya baru beberapa detik setelah gw mendapatkan driver, gw akan lansung menelpon si driver untuk me-make sure dia adalah driver gw dan memberikan ancang-ancang ke lokasi penjemputan gw. Nah pagi hari ini gw sedang berada di apotek milik kakak gw yang ada di tangerang dan ingin menuju ke rumah sakit petukangan tempat kakak gw dinas. Gw memutuskan menggunakan gocar pada pagi hari ini karena dikasih diskon kalau bayar pake go pay. Seperti biasa gw input alamat penjemputan dan alamat tujuan, dan teng tong.. Gw mendapatkan driver.

      Gw bilang ke kakak “kak, nih drivernya udah dapet, aku telpon yaa. Tapi kakak yang ngomong ke dia lokasi kita sekarang ini” 

      kakak gw bilang “sabar aja, nanti drivernya ngubungin kalau udah hampir sampai”.

      Lah gw kan ga tenang ya, akhirnya gw telponin aja tuh driver, dan teng teeeeng dia bilang dia ga ambil order gw. Kesel kan, untung gw telpon drivernya, kan ga lucu gw harus nunggu tanpa hasil.

      Nah, akhirnya order pertama gw cancel dan lanjut bikin order baru. Gw ngelakuin langkah order seperti biasa. Dan teng tong gw lansung dapat driver. Dan seperti yang gw bilang sebelumnya, gw ga sabaran, gw telpon lansung si driver.

      Gw “hallo pak Yus ya? Bapak ambil order saya kan, nanti saya sms ancang ancang ke lokasi penjemputan ya” 

      drivernya bilang “iya mbak, nanti saya hubungi kalau udah sampai ya”.

      Naah ini kan jelas, gw menunggu dengan keyakinan si driver akan datang.

      Sekitar 1 menit kemudian (entah kenapa pas banget waktunya) ada telpon masuk, gw pikir si pak Yus driver gw. Gw angkat lah telpon itu.

      lansung gw ngomonng”pak, udah sampai mana?” Penipu 1 “mbak saya ditilang, mbak bisa jelasin ke polisinya ga kalau surat saya lagi di tempat mbak, mohon bantuan ya mbak” 

      Lah gw dengan baik hatinya bilang oke aja ke si penipu 1, akhirnya gw ngomong dengan penipu 2 yang ngaku sebagai polisi. Si polisi itu konfirmasi data dulu lah ke gw, dia nanyain nama gw, gw jawab nama gw Suci, dia dengernya Cici, tapi yasudahlah gw ga peduli nama salah yang penting tu driver lansung bisa jemput gw. Banyak banget yang di tanyain, masalah surat mobil lah, hubungan gw dengan yang bawa mobil lah. Karena gw udah sampai di tahap males ngeladenin akhirnya gw kasih telpon gw ke si kakak. Sampai dengan tahap ini gw baru menyadari sepertinya ini ujung ujungnya mau minta duit tilang.

      Kakak gw ngelanjutin ngomong dengan si para penipu itu. Gw duduk santai sambil dengerin percakapannya yang loudspeaker. Tiba tiba datanglah sebuah mobil di apotek kakak gw. Gw berfirasat ini go car pesanan gw dan gw keluar nanyain

      Gw”Bapak Pak Yus dari go car ya?” 

      Bapaknya jawab “iya mbak, kenapa” 

      gw “iya nih ada yang ngaku ngaku jadi bapak tuh ditelpon. Penipuan. Bapak tunggu bentar ya, saya mau ambil barang ke dalam”

      Gw masuk ke dalam apotek dan ngasih kode ke kaka gw kalau itu yang ditelpon fix penipuan. Gw bilang ladenin aja tuh si penipu, biarin aja pulsa dia habis sia-sia. Di sisi lain gw dan kakak udah siap cuss ke rumah sakit dengan Bapak Yus yang asli membawa mobil dan Bapak Yus yang palsu masih nelpon minta minjam duit. Rasakan

      Lama lama kakak gw capek juga ngomong sama si penipu, telponnya dibalikin ke gw

      Gw bilang”Pak, saya udah tau bapak itu nipu daritadi, yaudahlah ya pak ya”

      Akhirnya, telpon lansung dimatikan oleh si penipu. 

      Gw dan kakak teselamatkan dari penipuan ini.

      Sebenarnya gw bukanlah tipe orang yang akan gampang tertipu, apalagi kalau udah ada yang mintain uang ke gw pasti lansung ngeh itu penipuan. Tapi untuk kejadian kali ini gw memang nyaris tertipu di awal. Untungnya si driver pak Yus asli muncul lebih awal sehingga gw yakin kalau gw jadi objek penipuan lebih awal dan ga perlu nunggu sampai penipu mintain duit ke gw baru gw sadarnya.

      Kakak gw bilang, gw itu ga sabaran, makanya bisa kayak gini. Coba dari awal gw orangnya santai ga tergesa gesa nelponin driver, pasti ketika ada yang nelpon gw lebih tenang. Iya juga sih. Gw dibilangin lagi sama si kakak sebaiknya lebih sabar  dalam bertindak dan menunggu.. Ini lansung ngena banget di gw